keris empu gandring
Mengungkap Misteri Keberadaan Keris Empu Gandring
Keris yang dibuat oleh Empu Gandring memang terkenal dengan kehebatannya. Namun, juga memiliki kutukan yang mengerikan. Bahkan keturunan Raja Singosari pun harus meninggal karena keris tersebut. Memangnya apa yang membuat keris yang satu ini memiliki kesaktian yang mengerikan? Bagaimana kisahnya?
Keris Mpu Gandring yang Terkutuk
Alkisah ada seorang pembuat keris di kerajaan Singasari yang terkenal sakti. Keris buatannya selalu memiliki kekuatan gaib yang membuat pemiliknya menjadi sakti. Hingga suatu saat Ken Arok, meminta si pandai keris tersebut membuatkan satu untuknya.
Ken Arok berpesan agar keris yang dibuat nantinya harus lebih baik dan sakti ketimbang buatan Empu sebelumnya. Hal inilah kemudian yang membuat Empu Gandring sedikit bergidik. Pasalnya, keris tersebut juga harus jadi dalam waktu semalam saja.
Bukannya tidak mampu membuat keris yang sakti, namun ada sedikit kecemasan dalam diri Empu yang satu ini jika keris yang dibuatnya nanti sesuai keinginan sang pemesan.
Dikisahkan, Empu Gandring mengambil bahan baku keris dari luar angkasa. Tidak heran jika memiliki kekuatan yang tidak tertandingi seperti yang ada di bumi. Bahkan keris tersebut kemudian diisi dengan hal-hal gaib untuk mendukung kesaktiannya.
Sampai pada suatu hari, Ken Arok mendatangi Empu Gandring untuk menagih keris pesanannya. Namun, sang Empu mengatakan bahwa keris tersebut belum jadi, yakni bagian sarung keris yang belum sempurna dibuat. Tidak sabar dengan pekerjaan Empu yang dinilai lama, Ken Arok kemudian merebut keris yang belum jadi 100% tersebut.
Kemudian, untuk mencoba kesaktiannya, Ken Arok menusukkan keris tersebut ke tubuh Empu Gandring. Sebelum kematiannya, Empu Gandring melunasi kesaktian kerisnya dengan sebuah kutukan. Empu Gandring berucap bahwa keris tersebut akan membunuh Ken Arok dan 7 turunannya nanti. Ken Arok yang memang tidak percaya dengan ucapan sang Empu, tetap menyimpan keris tersebut baik-baik.
Ternyata kutukan sang Empu Gandring benar-benar terjadi. Ken Arok dan 7 turunannya harus mati di mata keris buatan Empu Gandring. Inilah yang menyebabkan kerajaan Singasari kacau dan runtuh. Lalu di mana keberadaan keris itu sekarang ini? Apakah masih disimpan oleh keturunan Ken Arok?
Kisah keris empu gandring Lainnya
Kisah tentang keris Empu Gandring bisa ditemui di kitab Pararaton. Kisah ini tak bisa dilepaskan dari sosok wanita cantik, Ken Dedes, yang konon menjadi ihwal munculnya kutukan sang empu. Berkaitan dengan asmara yang membara.
Banyak kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih. Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki kekuatan daya supranatural mampu membantu mengubah nasib sang pemiliknya yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar manusia. Tetapi, dari berbagai tentang kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah keris Empu Gandring milik Ken Arok dari tumapel yaitu masa sebelum kerajaan Singosari.
Alkisah dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara tidak sengaja Ken Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.
Dari betis mulus sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut dan seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.
Kemudian Ken Arok menceritakan pengalamannya tersebut kepada Dhang Hyang Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari semua wanita. Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita semacam ini maka pria tersebut tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang tinggi jabatnnya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termasyur. Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul Ametung.
“Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah keris yang ampuh. Saya harapkan bisa selesai dalam waktu lima bulan. Harap diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat selesai.”
Empu Gandring menjawab,”Kalau kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam satu tahun. Kalau dalam lima bulan belumlah cukup.”
Ken Arok berkata lagi,”Pengukiran keris itu terserah saja bagaimana bentuk serta coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pkoknya dalam lima bulan harus selesai.”
Setelah lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana keris tersebut kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang mengukir keris. Ken Arok perlahan bicara,”Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya itu?” Empu gandring pun menjawab pula dengan halus,” duh kaki. Kerismu itu justru yang sedang kukikir ini.” Ketika mendengar jawaban tersebut, Ken Arok menjadi tak senang hati dan bersikap kurang sopan.
Ken Arok melihat kerisnya yang sedang di kikir (diperhalus). Keris diberikan oleh Empu gandring, diterima oleh Ken Arok dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa kerisnya belum selesai, maka Ken Arok marah. “ini keris belum rampung!Bukanlah saya sudah berkali-kali berpesan. Tak ada gunanya saya berkata kalu begini kenyataannya, Ki. Terlalu sekali kau ini, Ki. Masakan mengikir pun sampai lima bulan masih juga belum selesai. Benar-benar mengacuhkan pesanku, kau Empu Gandring!” Ken Arok pun mengamuk membabi buta.
Epu Gandring di tusuknya dengan keris bikinan sang empu itu sendiri. Segera sang empu gandring pingsan. KenArok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.
Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu keris disabetkan kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkepingan. Setelah itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah serapahi,”Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama.”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mak Empu gandring segera meninggal. Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris empu gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.
Percaya atau tidak?
Yang pasti, kisah ini terdapat dalam serat Pararaton Ken Arok, kitab sastra jawa yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.
Hipotesis Keris Mpu Gandring
Gabdring dikenal sebagai pengrajin logam yang tersohor di kerajaan Tumapel (cikal bakal Singosari). Ia juga dikenal sakti. Karena “profesional” dan sakti itu ia kemudian diberi gelar “Mpu”. Ken Arok, seseorang yang dipercaya sebagai titisan Wisnu, memesan keris kepadanya. “Satu hari”, begitu Ken Arok memberikan tenggat waktu bagi Gandring. Satu hari berlalu dan Gandring telah menyelesaikan kerisnya. Namun sarung keris belum tuntas. Karena tak sabar, Ken Arok mengambilnya, lalu membunuh Gandring. Gandring sempat menyumpahi Ken Arok dan keturunannya: tujuh turunan bakal mati tertikam keris itu.
Jaman itu, teknologi pengolahan logam atau metalurgi masih sangat tradisional: besi dipanaskan dan ditempa; atau dalam istilah metalurgi, diberi perlakuan panas (heat treatment) dan dibentuk (forging). Kemudian, ilmu metafisika masuk, dan besi yang telah terbentuk (misal: pedang, keris dll), diberi doa-doa, dan menjadi sakti. Begitukah? Entahlah.
Bagaimana Mpu Gandring membuat kerisnya jadi ampuh? Mpu Gandring memilih bahan yang kuat tapi ringan. Jaman itu, proses pemaduan logam dengan logam lain barangkali tak menghasilkan paduan yang memuaskan. Jadi, bahan monolitik adalah pilihan. Mpu Gandring memilih batu meteor sebagai bahan kerisnya. Hal ini juga perlu diteliti lebih jauh apakah batu meteornya bisa diberi perlakuan panas dan dibentuk. Batu meteor ini bisa dilihat dan disentuh di Museum Geologi – Bandung. Tapi, apakah bahan itu yang digunakan Mpu Gandring atau bukan, ini masih pertanyaan.
Setelah, keris terbentuk, Mpu Gandring mencelupkan keris (yang masih panas) tersebut ke dalam bisa ular. Ada proses difusi dari racun ular ke dalam keris yang masih membara itu. Bisa ular sebagian menempel hanya di permukaan, dan sebagian lain berdifusi ke dalam keris. Setelah mendingin, keris dimasukkan ke dalam sarungnya, dan disimpan. Bisa dibayangkan jika keris itu disentuh atau ditancapkan ke tubuh: bisa ular segera menempel dan masuk ke dalam darah, lalu bagian tubuh akan lumpuh dan manusia bisa mati. Pada jaman itu, hanya sedikit orang yang mengetahui proses pembuatan keris secara “ilmiah”; salah satunya adalah Mpu Gandring. Karena pengetahuan dan pengalaman yang cukup advanced dalam pembuatan keris, mungkin Mpu Gandring juga dikenal sebagai mahaguru pada jaman itu. Apakah dia bisa disebut profesor di jaman ini?
Penelitian lebih jauh sangat diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai peta kemajuan teknologi Jawa pada abad lampau.
Keberadaan Keris Empu Gandring
Keris tersebut dikisahkan terkubur di kawah Gunung Kelud. Mengapa sang keris bisa berada di dasar kawah gunung? Siapa orang yang bisa menguburnya? Tentu saja, ini juga merupakan sebuah kepercayaan.
Dikisahkan setelah terjadi peperangan saudara yang diakibatkan oleh sebilah keris, Pulau Jawa saat itu dalam keadaan yang tidak stabil. Yakni sering terjadi bencana alam yang mencemaskan. Hal ini kemudian memberikan ide Batara Guru untuk memindahkan gunung Mahameru yang dulunya berada di India ke pulau Jawa. Dalam proses pemindahan, tanah-tanah gunung Mahameru tercecer hingga membentuk beberapa gunung kecil seperti Lawu, Wilis, Bromo, dan salah satunya Kelud. Nah, pada saat itulah keris tersebut terkubur di kawah Gunung Kelud.
Banyak orang yang merasa bahwa keris tersebut memang benar-benar berada di kawah gunung Kelud. Namun hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikannya secara nyata.
Beberapa orang telah banyak yang mencari keberadaan keris Empu Gandring. Tujuannya pun beragam, mulai dari membuktikan kebenaran legenda, sampai ingin memilikinya untuk kepentingan pribadi.
Namun, penelitian secara ilmiah dan klenik sudah pernah dilakukan. Namun, hasilnya masih nihil. Keris tersebut seperti benar-benar ditelan bumi. Namun, ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa keris tersebut memang terkubur di kawah Gunung Kelud. Jadi akan sangat sulit untuk diambil untuk bukti.
Keris Merupakan Warisan Budaya Indonesia
Keris meruapakan salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh Unesco. Unesco telah mengakui keris sebagai budaya indoensia sejak tahun 2006. Keris merupakan salah satu senjata yang memiliki ujung runcing dan tajam. Bentuk keris biasanya unik, yakni tidak simetris. Keris dwasa ini hanya digunakan sebagai hiasan saja.
Namun, beberapa keris juga dipercaya memiliki kekuatan gaib. Terlebih lagi keris yang dipercaya dibuat ratusan tahun yang lalu. Biasanya keris-keris yang dipercaya memiliki kekuatan gaib ini diperlakukan khusus. Seperti dimandikan dengan bunga pada hari tertentu dan disimpan di tempat khusus.
Tidak heran jika keris yang dipercaya memiliki kekuatan gaib ini memiliki harga yang tidak murah. Bahkan beberapa orang tidak mau menjual keris miliknya karena sudah turun-temurun dimiliki oleh nenek moyangnya.
Sama halnya dengan keris Empu Gandring yang terkenal sangat sakti di atas. Banyak juga yang ingin memilikinya karena tujuan tertentu. Namun, mengungkap misteri keberadaan keris Empu Gandring untuk saat ini masih jauh dari kata tercapai. Tapi siapapun nantinya yang menemukan, semoga digunakan untuk jalan kebenaran.
Demikianlah Sejarah Mengenai Keris Empu Gandring, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda semua.
Keris yang dibuat oleh Empu Gandring memang terkenal dengan kehebatannya. Namun, juga memiliki kutukan yang mengerikan. Bahkan keturunan Raja Singosari pun harus meninggal karena keris tersebut. Memangnya apa yang membuat keris yang satu ini memiliki kesaktian yang mengerikan? Bagaimana kisahnya?
Keris Mpu Gandring yang Terkutuk
Alkisah ada seorang pembuat keris di kerajaan Singasari yang terkenal sakti. Keris buatannya selalu memiliki kekuatan gaib yang membuat pemiliknya menjadi sakti. Hingga suatu saat Ken Arok, meminta si pandai keris tersebut membuatkan satu untuknya.
Ken Arok berpesan agar keris yang dibuat nantinya harus lebih baik dan sakti ketimbang buatan Empu sebelumnya. Hal inilah kemudian yang membuat Empu Gandring sedikit bergidik. Pasalnya, keris tersebut juga harus jadi dalam waktu semalam saja.
Bukannya tidak mampu membuat keris yang sakti, namun ada sedikit kecemasan dalam diri Empu yang satu ini jika keris yang dibuatnya nanti sesuai keinginan sang pemesan.
Dikisahkan, Empu Gandring mengambil bahan baku keris dari luar angkasa. Tidak heran jika memiliki kekuatan yang tidak tertandingi seperti yang ada di bumi. Bahkan keris tersebut kemudian diisi dengan hal-hal gaib untuk mendukung kesaktiannya.
Sampai pada suatu hari, Ken Arok mendatangi Empu Gandring untuk menagih keris pesanannya. Namun, sang Empu mengatakan bahwa keris tersebut belum jadi, yakni bagian sarung keris yang belum sempurna dibuat. Tidak sabar dengan pekerjaan Empu yang dinilai lama, Ken Arok kemudian merebut keris yang belum jadi 100% tersebut.
Kemudian, untuk mencoba kesaktiannya, Ken Arok menusukkan keris tersebut ke tubuh Empu Gandring. Sebelum kematiannya, Empu Gandring melunasi kesaktian kerisnya dengan sebuah kutukan. Empu Gandring berucap bahwa keris tersebut akan membunuh Ken Arok dan 7 turunannya nanti. Ken Arok yang memang tidak percaya dengan ucapan sang Empu, tetap menyimpan keris tersebut baik-baik.
Ternyata kutukan sang Empu Gandring benar-benar terjadi. Ken Arok dan 7 turunannya harus mati di mata keris buatan Empu Gandring. Inilah yang menyebabkan kerajaan Singasari kacau dan runtuh. Lalu di mana keberadaan keris itu sekarang ini? Apakah masih disimpan oleh keturunan Ken Arok?
Kisah keris empu gandring Lainnya
Kisah tentang keris Empu Gandring bisa ditemui di kitab Pararaton. Kisah ini tak bisa dilepaskan dari sosok wanita cantik, Ken Dedes, yang konon menjadi ihwal munculnya kutukan sang empu. Berkaitan dengan asmara yang membara.
Banyak kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih. Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki kekuatan daya supranatural mampu membantu mengubah nasib sang pemiliknya yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar manusia. Tetapi, dari berbagai tentang kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah keris Empu Gandring milik Ken Arok dari tumapel yaitu masa sebelum kerajaan Singosari.
Alkisah dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara tidak sengaja Ken Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.
Dari betis mulus sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut dan seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.
Kemudian Ken Arok menceritakan pengalamannya tersebut kepada Dhang Hyang Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari semua wanita. Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita semacam ini maka pria tersebut tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang tinggi jabatnnya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termasyur. Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul Ametung.
“Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah keris yang ampuh. Saya harapkan bisa selesai dalam waktu lima bulan. Harap diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat selesai.”
Empu Gandring menjawab,”Kalau kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam satu tahun. Kalau dalam lima bulan belumlah cukup.”
Ken Arok berkata lagi,”Pengukiran keris itu terserah saja bagaimana bentuk serta coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pkoknya dalam lima bulan harus selesai.”
Setelah lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana keris tersebut kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang mengukir keris. Ken Arok perlahan bicara,”Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya itu?” Empu gandring pun menjawab pula dengan halus,” duh kaki. Kerismu itu justru yang sedang kukikir ini.” Ketika mendengar jawaban tersebut, Ken Arok menjadi tak senang hati dan bersikap kurang sopan.
Ken Arok melihat kerisnya yang sedang di kikir (diperhalus). Keris diberikan oleh Empu gandring, diterima oleh Ken Arok dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa kerisnya belum selesai, maka Ken Arok marah. “ini keris belum rampung!Bukanlah saya sudah berkali-kali berpesan. Tak ada gunanya saya berkata kalu begini kenyataannya, Ki. Terlalu sekali kau ini, Ki. Masakan mengikir pun sampai lima bulan masih juga belum selesai. Benar-benar mengacuhkan pesanku, kau Empu Gandring!” Ken Arok pun mengamuk membabi buta.
Epu Gandring di tusuknya dengan keris bikinan sang empu itu sendiri. Segera sang empu gandring pingsan. KenArok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.
Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu keris disabetkan kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkepingan. Setelah itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah serapahi,”Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama.”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mak Empu gandring segera meninggal. Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris empu gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.
Percaya atau tidak?
Yang pasti, kisah ini terdapat dalam serat Pararaton Ken Arok, kitab sastra jawa yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.
Hipotesis Keris Mpu Gandring
Gabdring dikenal sebagai pengrajin logam yang tersohor di kerajaan Tumapel (cikal bakal Singosari). Ia juga dikenal sakti. Karena “profesional” dan sakti itu ia kemudian diberi gelar “Mpu”. Ken Arok, seseorang yang dipercaya sebagai titisan Wisnu, memesan keris kepadanya. “Satu hari”, begitu Ken Arok memberikan tenggat waktu bagi Gandring. Satu hari berlalu dan Gandring telah menyelesaikan kerisnya. Namun sarung keris belum tuntas. Karena tak sabar, Ken Arok mengambilnya, lalu membunuh Gandring. Gandring sempat menyumpahi Ken Arok dan keturunannya: tujuh turunan bakal mati tertikam keris itu.
Jaman itu, teknologi pengolahan logam atau metalurgi masih sangat tradisional: besi dipanaskan dan ditempa; atau dalam istilah metalurgi, diberi perlakuan panas (heat treatment) dan dibentuk (forging). Kemudian, ilmu metafisika masuk, dan besi yang telah terbentuk (misal: pedang, keris dll), diberi doa-doa, dan menjadi sakti. Begitukah? Entahlah.
Bagaimana Mpu Gandring membuat kerisnya jadi ampuh? Mpu Gandring memilih bahan yang kuat tapi ringan. Jaman itu, proses pemaduan logam dengan logam lain barangkali tak menghasilkan paduan yang memuaskan. Jadi, bahan monolitik adalah pilihan. Mpu Gandring memilih batu meteor sebagai bahan kerisnya. Hal ini juga perlu diteliti lebih jauh apakah batu meteornya bisa diberi perlakuan panas dan dibentuk. Batu meteor ini bisa dilihat dan disentuh di Museum Geologi – Bandung. Tapi, apakah bahan itu yang digunakan Mpu Gandring atau bukan, ini masih pertanyaan.
Setelah, keris terbentuk, Mpu Gandring mencelupkan keris (yang masih panas) tersebut ke dalam bisa ular. Ada proses difusi dari racun ular ke dalam keris yang masih membara itu. Bisa ular sebagian menempel hanya di permukaan, dan sebagian lain berdifusi ke dalam keris. Setelah mendingin, keris dimasukkan ke dalam sarungnya, dan disimpan. Bisa dibayangkan jika keris itu disentuh atau ditancapkan ke tubuh: bisa ular segera menempel dan masuk ke dalam darah, lalu bagian tubuh akan lumpuh dan manusia bisa mati. Pada jaman itu, hanya sedikit orang yang mengetahui proses pembuatan keris secara “ilmiah”; salah satunya adalah Mpu Gandring. Karena pengetahuan dan pengalaman yang cukup advanced dalam pembuatan keris, mungkin Mpu Gandring juga dikenal sebagai mahaguru pada jaman itu. Apakah dia bisa disebut profesor di jaman ini?
Penelitian lebih jauh sangat diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai peta kemajuan teknologi Jawa pada abad lampau.
Keberadaan Keris Empu Gandring
Keris tersebut dikisahkan terkubur di kawah Gunung Kelud. Mengapa sang keris bisa berada di dasar kawah gunung? Siapa orang yang bisa menguburnya? Tentu saja, ini juga merupakan sebuah kepercayaan.
Dikisahkan setelah terjadi peperangan saudara yang diakibatkan oleh sebilah keris, Pulau Jawa saat itu dalam keadaan yang tidak stabil. Yakni sering terjadi bencana alam yang mencemaskan. Hal ini kemudian memberikan ide Batara Guru untuk memindahkan gunung Mahameru yang dulunya berada di India ke pulau Jawa. Dalam proses pemindahan, tanah-tanah gunung Mahameru tercecer hingga membentuk beberapa gunung kecil seperti Lawu, Wilis, Bromo, dan salah satunya Kelud. Nah, pada saat itulah keris tersebut terkubur di kawah Gunung Kelud.
Banyak orang yang merasa bahwa keris tersebut memang benar-benar berada di kawah gunung Kelud. Namun hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikannya secara nyata.
Beberapa orang telah banyak yang mencari keberadaan keris Empu Gandring. Tujuannya pun beragam, mulai dari membuktikan kebenaran legenda, sampai ingin memilikinya untuk kepentingan pribadi.
Namun, penelitian secara ilmiah dan klenik sudah pernah dilakukan. Namun, hasilnya masih nihil. Keris tersebut seperti benar-benar ditelan bumi. Namun, ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa keris tersebut memang terkubur di kawah Gunung Kelud. Jadi akan sangat sulit untuk diambil untuk bukti.
Keris Merupakan Warisan Budaya Indonesia
Keris meruapakan salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh Unesco. Unesco telah mengakui keris sebagai budaya indoensia sejak tahun 2006. Keris merupakan salah satu senjata yang memiliki ujung runcing dan tajam. Bentuk keris biasanya unik, yakni tidak simetris. Keris dwasa ini hanya digunakan sebagai hiasan saja.
Namun, beberapa keris juga dipercaya memiliki kekuatan gaib. Terlebih lagi keris yang dipercaya dibuat ratusan tahun yang lalu. Biasanya keris-keris yang dipercaya memiliki kekuatan gaib ini diperlakukan khusus. Seperti dimandikan dengan bunga pada hari tertentu dan disimpan di tempat khusus.
Tidak heran jika keris yang dipercaya memiliki kekuatan gaib ini memiliki harga yang tidak murah. Bahkan beberapa orang tidak mau menjual keris miliknya karena sudah turun-temurun dimiliki oleh nenek moyangnya.
Sama halnya dengan keris Empu Gandring yang terkenal sangat sakti di atas. Banyak juga yang ingin memilikinya karena tujuan tertentu. Namun, mengungkap misteri keberadaan keris Empu Gandring untuk saat ini masih jauh dari kata tercapai. Tapi siapapun nantinya yang menemukan, semoga digunakan untuk jalan kebenaran.
Demikianlah Sejarah Mengenai Keris Empu Gandring, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda semua.