Kelapa kopyor
Kelapa kopyor tidak mempunyai daging buah yang melekat pada tempurung tetapi tercampur pada air kelapa. Lain halnya dengan kelapa biasa, daging buahnya melekat pada tempurung dan terpisah dari air kelapa. Jika kelapa kopyor diocak - ocak atau diguncangkan, maka terdengar suara yang sangat khas, lain dengan kelapa biasa. Karena daging kelapa kopyor tidak melekat pada tempurung, maka serat kasar (selulosa) pada daging buahnya juga tidak terbentuk. Sehingga tekstur daging buah kelapa kopyor tetap lunak dan lembut. Banyak orang yang terkecoh dan mengira kelapa kopyor merupakan kelapa muda. Tetapi justru kelapa kopyor dipanen setelah berumur tua. Dan jenis kelapa genjah ataupun dalam, dapat sama-sama berpeluang menjadi kelapa kopyor.
Jaman dulu banyak mitos dalam pembuatan kelapa kopyor yang dilakukan oleh masyarakat. Contohnya, pangkal batang tanaman kelapa biasa, dibakar sampai hangus, tanah di sekitar batang digali dan diberi kapur dsb. Atau ada yang percaya, jika kelapa biasa pun dapat saja diperam sampai menjadi kopyor. Semua itu salah, karena terbentuknya kelapa kopyor merupakan proses genetik. Terdapat kelainan genetik pada sebuah tanaman kelapa kopyor, sampai proses melekatnya daging buah pada tempurung kelapa tidak terjadi. Kalainan genetik ini pada awalnya terjadi, disebabkan akibat pengaruh nutrisi, agroklimat, sinar matahari, serangan penyakit dsb. Tetapi kelainan itu kemudian menjadi menetap, sehingga sifat genetiknya dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
Kelapa kopyor tidak dapat dijadikan benih atau bibit. Karena, meskipun kelapa kopyor mempunyai embrio/kenthos normal, namun kenthos ini tidak dapat tumbuh secara normal sebab terpisah dari daging buah, yang akan menjadi cadangan nutrisi bagi pertumbuhannya. Embrio kelapa berbentuk butiran kecil agak memanjang berwarna putih dengan ukuran 1 mm sampai 1,5 mm. Setiap butir kelapa sebenarnya terdapat tiga calon embrio. Letak embrio ini ada pada ujung bagian atas yang bertangkai pada tiap butir kelapa. Dari tiga calon embrio ini, biasanya hanya satu yang bisa jadi embrio.
Perkembang biakan kelapa kopyor hanya dapat dilakukan dalam lab dengan teknologi embrio kultur. Caranya, buah kelapa kopyor diambil embrionya trus ditumbuhkan dalam lab dengan teknik kultur jaringan. Hasil benih dari lab ini berbentuk kecambah kelapa berukuran mikro. Panjangnya hanya sekitar 5 cm. Proses selanjutnya benih ini masih perlu dibesarkan dan diaklimatisasi dalam lab, sampai siap untuk ditanam di lahan berupa benih ukuran 0,5 m.
Keunggulan dari bibit hasil kultur embrio adalah peluang untuk menjadi pohon kelapa kopyor 99%. Ini berarti dapat dipastikan benih dari kultur embrio akan menghasilkan sebuah pohon yang pasti berbuah kelapa kopyor. Keberhasilan buah kopyor dari tiap tandan bibit kultur embrio juga di atas 50%. Tetapi kelemahan pembibitan dengan kultur embrio ialah, waktu yang diperlukannya cukup lama.
Selama ini masyarakat menanam kelapa kopyor dari buah kelapa biasa yang berada dalam tandan kelapa kopyor. Karena kelapa kopyor tidak pernah menghasilkan buah yang 100% kopyor dalam tiap tandannya, selalu ada kelapa yang normal. Banyak pohon kelapa yang dalam tiap tandannya hanya ada satu atau dua butir yang kopyor, sementara lainnya normal. Kelapa normal yang berada dalam satu tandan bersama kelapa kopyor inilah yang dapat dijadikan bibit benih kebun kelapa kopyor. Tetapi benih dari kelapa normal dalam tandan kopyor ini juga dapat berpeluang untuk menghasilkan kelapa biasa. Prosentase untuk menjadi kelapa kopyor atau biasa menjadi sama yaitu 50% - 50%.
Contohnya, jika prosentase kelapa kopyor dalam tiap tandan rata-rata 50%, maka peluang untuk menjadi kopyor atau kelapa biasa juga 50% atau sama besar. Jika dalam tiap tandan isi 10 butir, kopyornya rata-rata hanya terdapat dua atau 20%, maka kelapa normalnya kalau dibuat benih akan berpeluang kopyor hanya 20%. Dan sebaliknya jika dalam tiap tandan isi 10 butir kelapa kopyornya rata-rata 8 butir atau 80%, maka kalau dua butir sisanya yang normal dibuat benih, maka peluangnya untuk menjadi kelapa kopyor 80% atau hampir 100%. Maka bagi yang ingin membuat bibit kelapa kopyor, sebaiknya tahu karakter pohon induk kelapa kopyor yang akan dijadikan bibit benih.
Jika menanam kelapa kopyor dari benih yang prosentase kopyornya dalam satu tandan mencapai 70%, maka peluang untuk menjadi kopyor juga 70%. Jika menanam kelapa dalam, maka kepastian apakah kelapa menjadi kopyor atau kelapa biasa, baru akan ketahuan pada tahun ke 8. Jika menanam kelapa genjah, maka peluang menjadi kopyor atau tidak, sudah akan ketahuan pada tahun 9. Lain halnya jika menggunakan benih hasil kultur embrio yang kepastiannya mencapai 99,9%.
Baca juga: ikan bawal
Jaman dulu banyak mitos dalam pembuatan kelapa kopyor yang dilakukan oleh masyarakat. Contohnya, pangkal batang tanaman kelapa biasa, dibakar sampai hangus, tanah di sekitar batang digali dan diberi kapur dsb. Atau ada yang percaya, jika kelapa biasa pun dapat saja diperam sampai menjadi kopyor. Semua itu salah, karena terbentuknya kelapa kopyor merupakan proses genetik. Terdapat kelainan genetik pada sebuah tanaman kelapa kopyor, sampai proses melekatnya daging buah pada tempurung kelapa tidak terjadi. Kalainan genetik ini pada awalnya terjadi, disebabkan akibat pengaruh nutrisi, agroklimat, sinar matahari, serangan penyakit dsb. Tetapi kelainan itu kemudian menjadi menetap, sehingga sifat genetiknya dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
Kelapa kopyor tidak dapat dijadikan benih atau bibit. Karena, meskipun kelapa kopyor mempunyai embrio/kenthos normal, namun kenthos ini tidak dapat tumbuh secara normal sebab terpisah dari daging buah, yang akan menjadi cadangan nutrisi bagi pertumbuhannya. Embrio kelapa berbentuk butiran kecil agak memanjang berwarna putih dengan ukuran 1 mm sampai 1,5 mm. Setiap butir kelapa sebenarnya terdapat tiga calon embrio. Letak embrio ini ada pada ujung bagian atas yang bertangkai pada tiap butir kelapa. Dari tiga calon embrio ini, biasanya hanya satu yang bisa jadi embrio.
Perkembang biakan kelapa kopyor hanya dapat dilakukan dalam lab dengan teknologi embrio kultur. Caranya, buah kelapa kopyor diambil embrionya trus ditumbuhkan dalam lab dengan teknik kultur jaringan. Hasil benih dari lab ini berbentuk kecambah kelapa berukuran mikro. Panjangnya hanya sekitar 5 cm. Proses selanjutnya benih ini masih perlu dibesarkan dan diaklimatisasi dalam lab, sampai siap untuk ditanam di lahan berupa benih ukuran 0,5 m.
Keunggulan dari bibit hasil kultur embrio adalah peluang untuk menjadi pohon kelapa kopyor 99%. Ini berarti dapat dipastikan benih dari kultur embrio akan menghasilkan sebuah pohon yang pasti berbuah kelapa kopyor. Keberhasilan buah kopyor dari tiap tandan bibit kultur embrio juga di atas 50%. Tetapi kelemahan pembibitan dengan kultur embrio ialah, waktu yang diperlukannya cukup lama.
Selama ini masyarakat menanam kelapa kopyor dari buah kelapa biasa yang berada dalam tandan kelapa kopyor. Karena kelapa kopyor tidak pernah menghasilkan buah yang 100% kopyor dalam tiap tandannya, selalu ada kelapa yang normal. Banyak pohon kelapa yang dalam tiap tandannya hanya ada satu atau dua butir yang kopyor, sementara lainnya normal. Kelapa normal yang berada dalam satu tandan bersama kelapa kopyor inilah yang dapat dijadikan bibit benih kebun kelapa kopyor. Tetapi benih dari kelapa normal dalam tandan kopyor ini juga dapat berpeluang untuk menghasilkan kelapa biasa. Prosentase untuk menjadi kelapa kopyor atau biasa menjadi sama yaitu 50% - 50%.
Contohnya, jika prosentase kelapa kopyor dalam tiap tandan rata-rata 50%, maka peluang untuk menjadi kopyor atau kelapa biasa juga 50% atau sama besar. Jika dalam tiap tandan isi 10 butir, kopyornya rata-rata hanya terdapat dua atau 20%, maka kelapa normalnya kalau dibuat benih akan berpeluang kopyor hanya 20%. Dan sebaliknya jika dalam tiap tandan isi 10 butir kelapa kopyornya rata-rata 8 butir atau 80%, maka kalau dua butir sisanya yang normal dibuat benih, maka peluangnya untuk menjadi kelapa kopyor 80% atau hampir 100%. Maka bagi yang ingin membuat bibit kelapa kopyor, sebaiknya tahu karakter pohon induk kelapa kopyor yang akan dijadikan bibit benih.
Jika menanam kelapa kopyor dari benih yang prosentase kopyornya dalam satu tandan mencapai 70%, maka peluang untuk menjadi kopyor juga 70%. Jika menanam kelapa dalam, maka kepastian apakah kelapa menjadi kopyor atau kelapa biasa, baru akan ketahuan pada tahun ke 8. Jika menanam kelapa genjah, maka peluang menjadi kopyor atau tidak, sudah akan ketahuan pada tahun 9. Lain halnya jika menggunakan benih hasil kultur embrio yang kepastiannya mencapai 99,9%.
Baca juga: ikan bawal